TANPA SADAR, KITA BISA JADI BAGIAN DARI PENGRUSAKAN ALAM

Oleh Doddi Ahmad Fauji

 

“Mungkin tidak kita sadari, kita jadi bagian dari upaya memperkaya pengusaha, sekaligus terlibat dalam pengrusakan lingkungan,” kata Herman Syahara, wartawan senior yang masih aktif dalam dunia pers. Kami berbincang-bincang pada Senin malam, selepas Isya, di hari haul-nya Bung Karno, 6-6-2006, di salah satu makanan siap saji, yang terletak sekira sepelemparan kayu dari dari Terminal Leuwipanjang, Bandung.

Herman Syahra dan Sihar Ramses Simatupang

Semula saya bertemu dengan Eki Thadan, desainer yang juga menulis dan berpuisi, yang lebih senior dari saya secara usia, untuk membicarakan percetakan buku juknis Seabad Chairil Anwar. Eki mengatakan via WA, akan datang bersama Herman Syahara.

Sebelum membicarakan masalah inti, yaitu Seabad Chairil, obrolan tiba-tiba terseret ke kisah jatuhnya sejengkal demi sejengkal tanah di Republik ini, dan dibangun oleh para pengusaha kaya dan raya, dengan tidak mempertimbangkan aspek ekologis, dan atau rasa keadilan sosial.

Herman bertutur, pada dekade 1990-an awal, ketika masih menjadi wartawan untuk media cetak bersegmen properti, ia beberapa kali diajak jalan-jalan oleh developer, salah satunya ke Kawasan Parompong, yang masuk ke dalam Kawasan Bandung Utara, yang dingin dan masih berkabut di pagi hari kala itu.

Sang developer atau pengembang perumahan itu, tak disebutkan namanya ke saya oleh Herman. Tapi Herman berkisah, kala itu, sang developer dengan begitu meyakinkan, menunjuk Kawasan-kawasan di sana, yang nanti akan menjadi perumahan elite. Herman diajak, agar ketika menulis advertorial untuk prmosi perumahan, dapat menuliskan tidaka hanya imajinasi.

“Perusahaan kami mendapatkan uang banyak, dari bayaran advertorial dan iklan. Majalah yang semula akan terbit 80 halaman, bisa menjadi 150 halaman, karena harus dapat memuatkan iklan dan advertorial,” karta wartawan berdarah Garut dan Palembang itu. Ia menyeruput black coffee, tapi tidak menghisap rokok.

“Setelah tahu sekarang, kawasan yang indah alami itu dijejali oleh oleh perumahan elite dan destinasi wisata, terasa benar kami telah menjadi bagian dari rusaknya lingkungan,” katanya.

Obrolan ke arah masalah agraria dan termasuk mental korupsi bisa terjadi, memang diawali oleh saya, yang mengutarakan keresahan akan berakhirnya era percetakan. Katalog yang dipesan oleh Eki atas nama panitia peringatan Chairil Anwar, bisa jadi tida atau lima tahun mendatang, tidak ada lagi order. Semua beralih ke internet. Selain itu, saya teringat paparan Sapei Rusin, bahwa tanah di republik ini, mengandung masalah besar yang bukan saja menyebabkan rusaknya lingkungan, tapi juga menjadi akar dari korupsi. Dan, tanpa disadari kata Sapei, kita bisa terlibat atau menjadi bagian dari akar korupsi dan ketidakadilan.

Tuturan dari Sapei, yang ia sampaikan pada 1 Juni 2022 di Perpustakaan Ajip Rosidi, Bandung, menjadi senada dengan yang dipaparkan oleh Herman. Baca juga – https://jurdik.id/2022/06/06/tanah-tempat-tumbuh-akar-korupsi/

Kerusakan lingkungan akibat pembangunan yang tidak terkendali, untuk memenuhi hasrat kemaruknya manusia, dan menampung penduduk yang jumlahnya kian meledak, telah diberitakan dengan cukup keras, oleh berbagai media, termasuk siaran dari para LSM lingkungan. Salah satu yang merusak lingkungan, adalah penebangan pohon yang terus saja bergemuruh. Pohon ditebang, bukan saja untuk membangun gedung, namun untuk pembuatan pulp (bubur kertas). Maka jika kertas diganti dengan internet, itu salah satu langkah yang tepat untuk mengurangi kerusakan alam.

“Saya setuju, dan saya juga sedang beralih dari cetak ke elektronik, menjadi koran online,” kata Herman.

Tak terasa, obrolan perkara tanah dan korupsi yang menarik ini, telah menyita waktu, dan kami harus segera beralih tema ke obrolan utama, mengenang satu abad penyair Chairil Anwar, yang akan diperingati pada 26 Juli 2022 di Jakarta, oleh salah satu komunitas, yaitu Taman Inspirasi Sastra Indonesia. Tentu komunitas-komunitas lain juga tergerak mengenang Satu Abad CA ini. *

One thought on “TANPA SADAR, KITA BISA JADI BAGIAN DARI PENGRUSAKAN ALAM

  • Juni 9, 2022 pada 8:19 am
    Permalink

    Menginspirasi,
    Termotivasi aku jadinya. Membangkitkan gairah. Menulis dan menulis.

    Balas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *