SUNGAI AARE

Puisi Sriendang

Bening, jernih tanpa gelombang
Di bibir sungai kumenunggu
Kegelisahan menerpa tanpa rupa
Hatiku pilu, dalam dan bernanah
Jeritku terus menderu gumpalkan gelisah hati
Bak petir di siang bolong
Menggelegar pecah tak terbendung
Beningnya membawa petakamu
Bekukan aliran nadi tak berdenyut
Ada semilir kegelisahan menghampiri detak jantung paling dalam

Aa… mamah menunggu
Walau gelisah jiwa nyaring tak terbendung
Tapi kuyakin walau mentari baru saja tenggelam
Berharap esok kan hadir bersamamu
Menyinari daun dan bunga mewangi menyisir
Deru rindu bersemayam di kalbu
Kuberharap purnamaku kan datang
mengibaskan kekuatan pada bulan merah jambu

 

Kamis, 2 Juni 2022

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *