Aku dan Bayanganku (Perantau Tak Tau Malu)

Aku dan Bayanganku, perantau tak tau malu..membuka jendela dunia demi dunia

Serat Taji dikaki tangguh, tunduk dan patuh enggan mengeluh..Mendulang angka ditempat jauh, asing nan angkuh, karena butuh..

Walau keringat tak menjadi emas dan berlian, tak juga datangkan pujian..Semangat ini bukan spektrum senja, nampak indah namun menggiring kita pada kegelapan malam..

Gurat vena disekujur badan, detak jantung menggiring darah sebanding dengan tekanan..Hidup harus terus berjalan,walau harus menelan hinaan dan cacian

Bak janji pada sebilah belati, takan diam dan tidak untuk menjadi koleksi mati berdiri,Terlena udara bebas mengoksidasi,menyisakan karat disana-sini tak berguna nanti.

Aku bersamamu sepanjang waktu, selama nafas melewati rongga kehidupanmu,Sejauh langkah yang tak menentu, selama mimpi yang kita yakini menjadi nyata.

Aku denganmu sepenuh hati, tak memisahkan diri dalam suka dan duka..Menepis perih yang tak bertepi, menggapai cinta yang tak berdusta

Ini hidupku,bukan sandiwara mereka..Sampai mati melepas nyawa, demi anak istri disana..

Aku dan Bayanganku , berharap berkah singgah, berpacu dengan putaran waktu,mengukir karya sejati yang tiada henti dan menikmati kisah diperantauan ini..bukan untuk merusak negeri..yang damai ini.

 

Oktian Herlando

3 komentar pada “Aku dan Bayanganku (Perantau Tak Tau Malu)

  • Juni 16, 2022 pada 12:58 am
    Permalink

    Diksi diksinya memiliki semangat juang yg tinggi. Mantap

    Balas
    • Juni 16, 2022 pada 3:53 am
      Permalink

      Terimakasih atas kesempatannya pa Amran Halim, semoga seniman puisi dapat tumbuh dan berkembang lagi seperti para pendahulunya. Kompak selalu.

      Balas
      • Juni 26, 2022 pada 9:21 am
        Permalink

        Setuju P Amran H, diksi yg menunjukkan semangat juang yg tinggi👍💪💪

        Balas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *