Ratapan Jiwa

Gersangnya raga bisa ku redam dengan air
Gersangnya jiwa aku buta memadamkannya
Bingung, langkahku terhenti
Terseok-seok aku dipaksa waktu
Terus bergerak, maju, tanpa menoleh
Batu, kerikil, ahh itu sudah terlalu sering kuinjak
Belum ada pemberhentian yang ku harapkan
Hanya simpangan simpangan kecil
Tak berarti yang semakin membuatku bimbang
Ke kanan kah, ke kiri kah?
Atau harus lurus saja?
Tak ada yg bisa ku tanya
Beginikah sebatang kara?
Ramai, terlalu ramai hingga aku lupa rasanya damai
Terang, sungguh terang, tapi aku gelap
Hentikan, aku sudah lelah
Merenung dan berjalan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *