Belajar Puisi Senryu

Tak pernah kudengar sebelumnya tentang Puisi Senryu ini, sampai Mr. Sam, salah seorang pengurus KPPJB, mengeshare kelas senryu yang dimulai tanggal 15 Mei – Juni 2022. Pematerinya adalah Teh Widaningsih, dengan nama pena “Mis Queen Of Jewel”. Pelatihan dilaksanakan secara daring, melalui WA grup KPPJB. Ada 24 peserta yang mengikuti kelas ini.

Materi yang kami terima  diantaranya bahasan mengenai fungsi menulis puisi, mengenal “Waka” (jenis puisi kuno Jepang), yang meliputi Haiku, Senryu, Tanka,dan Kyoka. Puisi ini berbeda-beda pola dan isinya.

Pelajaran pertama adalah Senryu, yang meliputi sudut pandang, objek, kata kunci, type senryu, sense of humor, dan syarat humor senryu. objek senryu adalah konflik perilaku manusia yang bisa diamati. Bahasa yang digunakan pada puisi ini lebih bebas, tidak kaku, bahkan boleh menggunakan bahasa daerah, lho!

Tadinya kupikir mudah saja, membuat puisi Senryu yang terdiri atas 3 larik, berpola 5-7-5. Ketika dicoba, dan diajukan ke Teh Wida, ternyata salah dan tidak memenuhi syarat. Berkali-kali diubah, sampai jungkir balik revisi, sungguh tak mudah membuat Senryu, karena karakternya berbeda dengan puisi Indonesia.. Namun, berkat bimbingan dan arahan dari Mis Queen, akhirnya kami bisa membuat Senryu. Yuhuuu…

Ini salah satu Senryuku. Mana Senryumu?

Ikuti workshop

Berkacamata hitam

Tidur mendengkur

neni.hendriati@gmail.com

Neni Hendriati adalah guru di SDN 4 Sukamanah. Buku yang pernah diterbitkan bersama dua saudaranya, yaitu Teh Teti dan Pipit, berupa antologi puisi berjudul "Merenda Harap"(2018). Bersama KPPJB, penulis menerbitkan Antologi Cerpen "Jasmine"(2021), "We are Smart Children"(2022), Antologi Senryu dan Haiku "Alam dan Manusia dalam Kata"(2022), "Berkarya Tanpa Batas Antologi Artikel Akhir Tahun"(2022) , Buku Tunggal "Cici Dede Anak Gaul" (2022) dan "Aku dan Chairil"(2023)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *