Senja, Aku Mencintaimu

Pagi. Aku tak mengerti mengapa selalu ceria jika bersamanya. Membuka lembaran- lembaran kisah, menulis, dan mewarnai nya. Melangkah bersama membuka jejak- jejak lalu menandainya. Lukisan jariku dan jarinya ada di sana. Lalu melangkah bersama.

Siang. Entah mengapa aku begitu menyayanginya. Mengumpulkan lembaran kisah. Memoles warna dan memilih mana yang serasi bersamanya. Berbincang ringan tentang esok yang akan kita renda. Sesekali kau tatap mataku. Menyelidik apa yang tersimpan di sana. Kubalas dengan senyum dan harapan yang kusembunyikan sebagai rahasia. Layaknya rahasia siang pada pagi.

Senja. Bersamanya aku merasa nyaman. Menikmati setiap detik waktu dengan gengam jemari dan pelukan hangat. Sambil duduk bersandar kau bertanya tentang pagi dan siang. Tentang rasaku padanya. Tatapmu begitu “semeleh” pasrah dengan berjuta pengertian. Kupererat genggaman tanganku. Kutak ingin melepas senja. Setiap waktu bersamanya selalu kuberbisik, ” Senja, akh mencintaimu “.

Jangan pernah lepaskan karena kutakut gelap. Kuraih satu persatu kisah bersama pagi dan siang. Menyimpannya sebagai bekal untuk menemui esok.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *