Nyesek

Bila kuingat kejadian tadi pagi di negeri antah berantah, Selasa, 21 Juni 2022, nyesek banget! Kelasku bagai kapal pecah! Bekas-bekas pengecatan, cat tembok yang mengelupas berceceran, kursi meja bergerombol di tengah ruang, piring bekas, gelas air mineral berserakan di atas meja, debu bertebaran di sana-sini. Padahal kemarin siang, aku sudah mewanti-wanti pada penjaga sekolah dan tukang cat, untuk merapikan kembali kelasku, karena akan digunakan untuk suatu keperluan. “Mangga, terang beres, Bu!”

Ingin menangis, tak ada waktu! Segera kututup kembali pintu kelas, kuberniat untuk praktik mengajar di kelas lain saja! Ah, tapi, kelas lain kan sedang digunakan juga oleh kelas masing-masing? Hanya kelasku yang kosong, karena kegiatan belajar kelas VI sudah usai! Baru beberapa langkah, segera kuputar balik, kembali kumenuju kelasku.

Segera kusimpan tas gendongku, Tak sengaja kulihat gas melon mengintip di kolong meja guru. Pasti ini kepunyaan penjaga sekolahku! Kubuka jaketku, kusimpan sembarang di atas tas, dan bergegas keluar. Kusambangi kelas V, nampak beberapa anak perempuan sedang duduk di atas meja, sebagian sedang makan jajanan. Begitu melihatku, mereka segera meloncat turun.

Neng eneng geulis, tolong ibu membersihkan kelas VI, yuk!’ kuatur suaraku agar terdengar ramah.

Mangga, Bu!”

Alhasil, pagi itu aku berjibaku dengan anak-anak manis kelas V. Kubersihkan kolong meja, kuatur kembali meja bangku hingga berjejer rapi, debu-debu kusingkirkan, gelas-gelas air mineral kumasukkan ke kresek, piring gelas kotor kutugaskan kepada anak-anak manis untuk menyimpannya ke dapur, dan yang repot, mengatur kembali letak angklung yang bertebaran!

Neng, punten pangnyaurankeun Bibi!”

Mangga, Bu”

Tak lama kemudian, Bibi penjaga datang, meninggalkan dagangan yang sedang rame-ramenya. Wajahnya terlihat ogah-ogahan, dikiranya mau ditugasi beberesih juga!

Aya naon, Bu?” tanyanya watados, tak peduli melihatku bermandikan peluh, baju PDHku dipenuhi debu, bedakku luntur….

“itu, Bi, melonnya barangkali nanti perlu, soalnya kelasnya mau saya pake.

“Oh, muhun, Bu!”

Dengan tenangnya beliau pergi setelah mengambil melonnya…

Gimana menghadapi orang seperti ini, pamiarsah?

neni.hendriati@gmail.com

Neni Hendriati adalah guru di SDN 4 Sukamanah. Buku yang pernah diterbitkan bersama dua saudaranya, yaitu Teh Teti dan Pipit, berupa antologi puisi berjudul "Merenda Harap"(2018). Bersama KPPJB, penulis menerbitkan Antologi Cerpen "Jasmine"(2021), "We are Smart Children"(2022), Antologi Senryu dan Haiku "Alam dan Manusia dalam Kata"(2022), "Berkarya Tanpa Batas Antologi Artikel Akhir Tahun"(2022) , Buku Tunggal "Cici Dede Anak Gaul" (2022) dan "Aku dan Chairil"(2023)

4 komentar pada “Nyesek

  • Juni 21, 2022 pada 11:59 am
    Permalink

    Ujian kesabaran buat Bu Guru Saléha 😊

    Balas
    • Juni 21, 2022 pada 1:34 pm
      Permalink

      Begitu seharusnya, ya, Nin Kakang?
      Semoga menjadi doa buatku menjadi shaleha

      Balas
  • Juni 21, 2022 pada 3:01 pm
    Permalink

    hmm ikutan nyesek juga…..
    ,, tapi senyuman ibu masih seperti hari biasanya penuh dengan keramahan meskipun hari tadi ada hal yang membuat ibu nyesek sampai saya tidak tahu ada kejadian di negri antah berantah… hee
    tetap semangat bu,,tetap selalu menginspirasi .;)

    Balas
    • Juni 22, 2022 pada 1:15 am
      Permalink

      Hiks Hiks, makasih atas motivasinya, Neng….. Sebetulnya, Neng adalah guru kesabaran buatku. Teruslah seperti itu, ya, Neng saleha

      Balas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *