KOLEKTIF KOLEGIAL ALA ICMI

Oleh: Rd. Ace Sumanta*
SUNGGUH menarik tentunya, setelah saya membuka arsip ICMI masa lalu tahun 1991. Dari map yang lusuh berwarna coklat saya terima dari H. Gani Wijaya, 20 tahun lalu. Saat beliau masih ada dan eksis berorganisasi baik di ICMI sebagai Ketua Dewan Penasihat ICMI Bogor Barat, Ketua Yayasan Attanwir, Ketua Majelis Taklim maupun Ketua 1 Forum Komunikasi Masyarakat Bogor Barat (FKMB2) yang mana penulis turut aktif sebagai sekretaris. Dalam map itupun masih utuh ada Majalah/tabloid “Cendekia” sebagai Wahana Informasi & Silaturahmi ICMI Bogor yang diterbitkan oleh Orwil Khusus ICMI Bogor, Edisi Perdana Tahun 1 April 1992.
Sebagai Koordinator ICMI Orwilsus Bogor adalah Dr. Ir. H. Sjafri Mangkuprawira memberikan sambutan penuh optimis dan dinamis. Setelah diteliti salah satu Staf Redaksi adalah Ir. Apendi Arsyad. Tentu saja tidak salah pemikiran penulis, Apendi Arsyad yang dimaksud yaitu Dr. Ir. H. Apendi Arsyad yang sekarang menjadi Ketua Dewan Penasihat ICMI Orwilsus Bogor di Gerbong yang di nakodai oleh Dr. Ir. Aceng Hidayat. Semoga selalu ada dalam lindungan Allah dan diberikan kesehatan lahir dan batin.
Tentu sangat bermanfaat dari majalah/tabloid tipis 33 halaman namun penuh makna itu, karena ada tulisan sekaligus Sambutan Ketua Umum pertama ICMI, yaitu Prof. Dr Ing. B.J. Habibie pada tanggal, 5 Desember 1991.
Menilik pada sejarahnya bahwa ICMI berdiri untuk pengembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi, juga peningkatan iman dan takwa. Apapun ceritanya, ICMI lahir untuk kemajuan bangsa dan negara tercinta Republik Indonesia. Tentu saja sifat keorganisasiannya kemasyarakatan adalah:
1. Ke-Islaman yang diwujudkan dalam bentuk ukhuwah dan silaturahmi dalam membina dan mengembangkan ta’aruf /saling mengenal , ta’awwun/saling menolong, dan tausiah/saling berwasiat di jalan yang benar guna memperkukuh upaya mewujudkan masyarakat madani.
2. Ke-Indonesiaan yang tercermin dakam mewujudkan rasa kesatuan dan persatuan.m dalam kebhinekaan.
3. Kecendekiawanan yang diwujudkan dalam pembangunan umat, masyarakat, bangsa dan negara.
4. Keilmuan dan kebudayaan yang bergerak di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, sosial, ekonomi, hukum, seni, sastra maupun tatanan kelembagaan dan manajemen untuk menghasilkan kajian, inovasi, sumbangan pemikiran dan karya nyata.
5. Keterbukaan yang diselenggarakan dalam penerimaan anggota dan dapat menampung aspirasi, prestasi, prakarsa dan dinamika anggota.
6. Kebebasan yang dimanisfestasikan dalam rangka independensi yang penuh tanggung jawab.
7. Kemandirian yang dapat diaktualisasikan dalam berorganisasi, dalam pengambilan keputusan maupun penyelenggaraan kegiatan.
8. Kekeluargaan dalem pengembangan kebangsaan dalam sikap kekeluargaan cendekiawan muslim serta berpartisipasi dalam pemersatu, masyarakat, bangsa dan negara.
(Disarikan dari Anggaran Rumah Tangga ICMI).
Rasanya sangat komplit, terpadu dan terintegrasi dalam peradaban bangsa Indonesia yang majemuk. Sungguh akan menjadi baik, jaya dan makmur seperti yang dicita-citakan bangsa yang “Gemah, ripah, repeh dan rapih” atau “Gemah, ripah, loh jinawi”. Baldhatun toyibatun warobul gofur.
Kinerja ICMI
Tentu saja standar operasional dan kerja ICMI sudah ditentukan melalui rapat dan musyawarah yang biasanya dilakukan:
1. Rapat pengurus inti
2. Rapat pengurus harian
3. Rapat pengurus lengkap
4. Rapat majelis pimpinan pengurus
5. Rapat koordinasi
Melalui rapat-rapat, bisa diambil suatu keputusan sesuai harapan dan tujuan organisasi. Tentu saja, sesuai dengan tupoksi dan tingkat kewilayahan. Begitu adanya Rapat Kerja amatlah penting dalam membuat suatu keputusan dan kebijakan untuk dilaksanakan oleh suatu organisasi paling tidak oleh komisi-komisi atau bidang-bidang. Biasanya organisasi di wilayah arau di bawahnya menunggu instruksi dan program kerja yang telah dibuat oleh di atasnya. ICMI sudah terstruktur dan profesional sehingga nilai soliditasnya sudah teruji. Begitu juga kepakaran dan intelektualitas rata-rata pendidikannya di atas S1. Hal tersebut untuk mempermudah menjalankan kinerja. Terlebih bagi pengurus yang sudah biasa berorganisasi akan tambah realistis dan profesional.
Para pengurus ICMI rata-rata guru, dosen, para ulama, kalangan akademisi, peneliti dan profesionalisme mau tidak mau akan mudah berinteraksi dan beraktualisasi. Begitu juga para pejabat banyak terlibat baik tentang pribadi maupun kedudukan.
Utamakan Kualitas
Kalimat tersebut mudah diucapkan namun sulit dilaksanakan. Kenapa bisa begitu? Tentunya ukuran kualitas adalah menakar kemampuan dalam berorganisasi, paling tidak melaksanakan kegiatan sesuai dengan bidangnya masing-masing. Kolektif kolegial adalah organisasi ICMI. Kesuksesan akan dapat diraih manakala solid dan kompak dalam bekerja. Kehadiran rapat dan aktif upaya untuk menyamakan visi misi. Setelah itu, harus dituangkan pada berita acara dan catatan-catatan yang bisa dijadikan bahan diskusi lanjutan. Bisa juga dijadikan pedoman dan petunjuk dalam mengambil langkah-langkah.
Kualitas juga akan sangat ditentukan oleh SDM pengurus. Manajerial Ketua, Sekretaris dan Bendahara (KSB) pintu masuk tertibnya suatu organisasi. Sukses dan tidaknya suatu organisasi peranan KSB sangat menentukan. Begitu juga para Wakil dan pengurus bidang akan banyak bekerja di tataran teknis dan aplikatif. Dari itu semua hendaknya tidak sebatas dokumen dan catatan-catatan sejarah. Seyogyanya dilaksanakan dan aktualisasikan di masyarakat yang membutuhkan.
Jujur saja penulis perhatikan para pengurus ICMI yang hebat-hebat itu, tidak terkompilasi secara baik. Bekerja dan berjalan sendiri-sendiri. Secara konkret, harus dibukukan dan diterbitkan untuk khalayak banyak. Selain itu, merupakan dokumen berharga kelak sebagai rujukan dan pedoman untuk siapapun dan organisasi apapun. Insya Allah berkah.
*Rd. Ace Sumanta,:adalah budayawan-sastrawan pituin Bogor. Pengurus ICMI Orwilsus Bogor, Pengurus TP2GD dan peneliti serta peminat sejarah.