SURAT DARI HONG KONG

PERKARA SUMBER DAYA SAMPAH MAKIN BERMASALAH
Oleh Doddi Ahmad Fauji
Orang Indonesia, bila melihat langsung kehidupan di luar negeri, terutama di negara modern, akan tercengang, karena di sana tampak jauh lebih tertib dan bersih, di banding dengan keadaan di Tanah Air. Masyarakat kita, perlu belajar ke negara-negara modern, bagaimana mereka menjalankan ketertiban dan kebersihan. Moga semua masyarakat Indonesia memiliki kesempatan untuk bertamasya ke negara-negara yang tertib dan bersih.
Kesempatan untuk bisa berkunjung ke negara-negara tertib dan bersih tentu mudah. Karena itu, sebagai bahan bandingan, obrolan ringan ini coba menggali sekelumit fakta di Hong Kong, yang merupakan bagian dari RRT, Bersama Elle Graldine, salah satu warga Indonesia yang menjadi Buruh Migran di sana.
Apa yang dipaparkan di atas, benarkah?
Secara langsung iya si
Apa Elle terinspirasi untuk membawa perubahan di Indonesia, supaya kita dan masyarakat bisa tertib dan bersih?
Iya dong, jelas… karena di HK saya terbiasa dalam lingkungan bersih. Saya kadang suka ngedumel sendiri kalow di rumah Indonesia, ini kok kotor, itu kok ga rapih.
Menurut Elle, kenapa masyarakat di HK bisa bersih? Aturan apa yang diberlakukan?
Misal ya, untuk membuang puntung rokok saja, akan kena denda bila sembarangan, dan rata-rata masyarakat di sana, taat peraturan. Dan juga pemerintah memfasilitasi tempat-tempat pembuangan sampah. Itu penting!
Misalkan ada yang membuang sampah sembarangan, dan ketahuan oleh yang lain. Apa akan ditegur? Atau ada CCTV?
Iya ditegur, dan sering ada polisi patrol di tempat keramaian.
Di Indonesia, pedagang juga tidak disiplin, dan pemerintah tidak memfasilitasi tempat dagang. Apa di HK ada pedagang asongan, atau gerobak dorong?
Jarang sih, tapi pada saat tertentu, banyak pedagang di emper, misal pada malam menjelang tahun baru, tapi itupun di tempat-tempat tertentu, dan polisi akan ok-ok saja, karena mungkin sudah jadi tradisi.
Jadi pedagang lebih tertib dan ditertibkan?
Kalau orang HK-nya sih tertib, tapi kadang misalnya di tempat-tempat kumpul orang Indonesia, ada pedagang dari Asia Selatan, ya gitu, mereka kurang tertib. Jika ketauan polisi, mereka pasti diperiksa.
Omong-omong, sudah berapa lama di HK?
Sudah 3 tahun jalan ini.
Seperti apa sih suka dukanya tinggal di luar negeri?
Garis besarnya, keuntungan dapat gaji besar, meskipun kerja yang melelahkan. Ada yg santai juga sih. Tentu kita juga jadi bisa mengenal tempat-tempat terkenal di HK, dan kitab isa mengadaptasi kebiasaan baik penduduk setempat.
Dukanya banyak juga. Jauh dari keluarga, kadang kangen, bagaimanapun itu adalah duka. Terkadang bagi yang tak ada libur, sangat menjenuhkan. Tapi tergantung pada pribadi masing-masing juga.
Kadang dapet majikan yg jahat. Minimnya informasi tentang buruh, misalkan pengetahuan tentang hak dan kewajiban pekerja itu sendiri.
Oh ya, di HK ada hutan 🌲 dan sungai? Jika ada, seperti apa?
Ada juga. Gimana ya, hutan di HK, misal bukit tinggi penuh pepohonan, namun tetap saja dekat jalan raya. Sungai di sini, bisa dibilang apa ya, aliran air yang ada di dalam kota, atau apa ya, perairan yang membatasi wilayah satu dengan yang lain, namun jika dilihat ya, bisa dibilang dekat.
Apa sungai jernih di kota? Bila dibanding Ciliwung di Jakarta, seperti apa perbedaannya?
Sungai di sini bersih. Tidak ada sampah. Mungkin airnya butek, tapi tidak ada plastic-plastik ngambang.
Ini sungai Cimeta di Kab. Bandung Barat!
Wah, tercemar dari pabrik ya?
Iya, pabrik tekstil!

Ini sungai di Citarum
Makanya saya miris banget dengan keadaan di Indonesia.
Harus bagaimana masyarakat dan pemerintah Indonesia menurut Elle, agar secepatnya sungai bersih?
Fasilitas, dan kesadaran masyarakat.
Kira-kira, setelah 3 tahun di HK, harus bagaimana untuk membangun kesadaran masyarakat?
Pendidikan dari sedini mungkin, baik di keluarga maupun pendidikan formal, harus terarahkan.
Mengenai pendidikan, barangkali ada yang bisa diceritakan pendidikan di HK, yang nonformal atau bila tahu, yang formal juga?
Pendidikan nonformal seperti kursus gitu, pemerintah menyediakan Lembaga-lembaga untuk kursus, bagi penduduknya dengan harga terjangkau, dan juga ada di luar jam kerja. Kalau Pendidikan formal, biasa lahh… sekolah di sini mahal-mahal biayanya, tapi hasilnya bagus.
Bahagianya bila kebersihan dan ketertiban seperti ini