PUISIMU TAK PERNAH MATI
Samsudin Adlawi
PUISIMU TAK PERNAH MATI
tulangmu boleh remuk
terimpit tanah kubur
dagingmu hancur tercincang cacing
tak mengapa
tapi jangan dengan kata
katamu, Kawan!
seperti nisan,
meski anak-anak hujan
melucuti huruf-huruf atas
namamu
kata-katamu tak pernah
luntur
tetap abadi bergelora senantiasa
dalam adonan beton puisi
seperti angin,
nafas kata-katamu semilir
memecah keheningan
merasuk sampai ke jiwa
paling dasar
Kawan, keberjumpa anak muda
di pojok gang sempit
matanya khusuk dalam pejam
kudengar lirih gumam dari
mulutnya:
“aku lari dari kumpulanku terbuang,
kini aku bebas menatap langit biru,
berlarian di hijau rumput,
aku ingin hidup seribu tahun lagi”
meski musim ganti berganti
meski hujan tak lelah menghapus
nama di batu nisanmu
ruh puisimu tak pernah
lucut
kata-katamu mengalir deras
dalam selang-selang darah
puisi anak negeri
the sunrise of java, 2022