Bila Nanti Rindumu Terlamun Ombak

Image by : Pixabay.com

Rizal De Loesie

 

Sebilah sembilu mencumbu ragu-ragu pada kata yang pernah kau ucap dulu. Bagai anak panah lepas tepat di dadaku bergumuruh merebahkan segenap getar, getar yang mencurahkan kecambah-kecambah menumbuhkan rasa cinta kepadamu. Mataku yang begitu rapuh, hatiku yang begitu lemah, aku telah jatuh dalam persandingan cinta. Aku mencintaimu seutuh langit dan bumi, seperti syair-syair cinta Khahlil Gibran. Mencabut urat logika dan kesadaran. Aku telah diperbudak rasa, rasa yang menenggelamkan betapa aku tak sanggup menggapai tanpa tangan dan jemarimu. Engkau telah berhasil menyandarkan perahu di dermagaku, bagai lenganmu yang menyandar, perahu penuh bunga-bunga dan aroma rambutmu yang mengusik tiap hela nafasku. Banyak syair tumpah melukiskan cahaya matamu, berbinar lembut mendamaikan ombak samudera namun gemuruhnya berkecamuk dalam dadaku. Aku benar-benar telah rebah dalam kerapuhan hingga tak mampu untuk berucap apapun kecuali mengiyakan.

 

Simpul-simpul waktu yang kita rajut dan tambatkan adalah kenangan yang panjang, sepanjang pasir putih yang tak habis-habis ujungnya.

 

Kekasih, masih kulihat bayangan utuh purnamamu, masih kuciumi wangi rambutmu sepanjang laut ini. Aku tak pernah meletakkan kata benci, dan kesedihanku telah punah, kekecewaanku kepadamu begitu mudah ku hapus. Karena engkau telah menjadi ranting bagi daun hidupku. Walau aku tahu, ketulusan itu hanyalah sementara bagai fragmen sandiwara untuk menghapus kenanganmu. Aku tak pernah mengatakan diriku pelarian bagimu, walau apa pun sesungguhnya, aku telah tulus dan ikhlas untuk tak pernah membenci. Cinta bagiku hanyalah kata lain untuk berkorban melihatmu bahagia. Tapi, ingatlah, aku pernah dan sampai sekarang masih sangat menyayangimu. Mungkin karena kebodohanku atau aku benar-benar kehilangan kesadaran.

 

Kini engkau berumah di tengah samudraku dengan yang lain. Aku tak tahu perahu sampai ke pulau yang kau dambakan.

***

Bangrizal67

Rizal De Loesie nama pena dari Drs. Yufrizal, MM, saat ini bertugas di Dinas Pendidikan Kota Bandung sebagai Pamong Belajar Ahli Madya. Sebelumnya di Bidang P3TK Dinas Pendidikan Kota Bandung. Pindahan dari Sumatera Barat, pernah menjabat Kepala Bidang di Dinas Pendidikan dan Bapeda. Staf Pengajar di STKIP dan STIE Widyaswara Indonesia. Penyuka sastra. Telah Menerbitkan beberapa Antologi Puisi dan Kumpulan Cerpen : Antaranya: Sekeras Karang Selembut Embun, Menjodohkan Langit dengan Bumi, Lindap, Air Mata Puisi, Lelaki Penghapus Airmata, Selendang Apsara, Saksi Kepergian,dll email:rizaldeloesie55@gmail.com, yufrizal67@gmail.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *