Suprise!
Oleh Neni Hendriati
Entah mengapa, pagi ini, bawaannya rusuh dan pontang-panting!
Pekerjaan dapur, beres-beres, susah kelarnya! Alhasil, berangkat kerja grasa-grusu, galau jadinya!
Alhamdulillah, pukul tujuh kurang tiga menit tiba juga di sekolah, setelah tancap gas, dan sedikit drama macet di pertigaan seperti biasa.
Segera isi absen dan fnger print, dan menerima sapaan ramah, “Terima kasih” dari sana.
Anak-anak serta guru sudah mulai berbaris di lapangan. Tapi, mengapa upacara belum dimulai juga?
“Bu, map di mana?” Fahmi, si pemimpin upcara nyamperin. Mungkin yang dia maksud, map perlengkapan upacara!
Kutatap dia dengan heran.
“Lho, hari Sabtu kemarin, siapa yang nyimpen peralatan?” tanyaku.
Memang, setiap hari Sabtu, ada jadwal latihan upacara.
Fahmi menggaruk-garuk kepala.
“Kalau tidak salah, kelas empat, Bu!”
“Oh, begitu, ya! Tolong kamu cari di kelas empat!”
“Ya, Bu!” Fahmi melesat menuju kelas empat. Dia berlari dengan cepat.
“Gak ada, Bu!”
Tiba-tiba Fahmi muncul lagi di hadapanku. Wajahnya gusar.
Uh, penyakit hari Senin, perlengkapan upacara raib! Lagu lama, gerutuku dalam hati!
“Sebentar, ibu tanya Bi Uni dulu!”
Baru saja aku melangkah, Bi Uni, penjaga sekolah kami, datang.
“Ibu nyari alat upacara?” tanyanya.
Kuanggukkan kepala.
“Iya, Bi!”
“Sebentar, saya cari di lemari ATK,” katanya sambil berlalu dari hadapanku.
Tak lama kemuadian, Bi Uni telah kembali dengan peralatan yang dimaksud.
“Ini, saya simpan di lemari ATK, Bu, biar gampang nyarinya!”
“Ya, alhamdulillah, makasih, Bi!” kataku.
“Fahmi, ayo kita mulai saja!” kuserahkan peralatan upacara kepadanya.
“Baik, Bu!”
Dengan sigap Fahmi membagikan peralatan upacara kepada petugas yang sudah menunggu.
Sepanjang upacara, anak-anak terlihat tertib, tak seperti minggu sebelumnya.
Ini pertanda baik,pikirku! Mereka sudah mulai menerapkan kedisiplinan, sehingga kami tak perlu berteriak-teriak menertibkan mereka.
Selesai upacara, kubergegas menuju ruang guru untuk mengambil tasku. Anak-anak langsung masuk kelas setelah diperiksa kebersihan kukunya oleh Ketua Kelas masing-masing.
Saat melewati kelas lima, anak-anak tampak memperhatikanku, dan berbisik-bisik dengan temannya.
Aku jadi canggung, jangan-jangan ada sesuatu yang aneh denganku. Segera kulihat bajuku, semua baik-baik saja! Kuusap mata, gak ada kotoran apa-apa juga!
“Ayo, masuk kelas, Nak! Tuh, lihat, kelas enam sudah masuk” kugiring mereka masuk kelas.
“Nanti, Bu! Nunggu Bu Ani!”
“Ayuk, masuk aja dulu, tunggu di dalam kelas!” aku agak memaksa.
Dengan enggan, mereka masuk. Aneh sekali dengan kelas ini.
“KM kelas 5, tolong pimpin temanmu untuk berdo’a, ya!”
“Ya, Bu!” jawab Rizki.
Kutinggalkan mereka, dan menuju kelasku.
Kok sepi amat? Biasanya ricuh dan seru.
Kulihat kelas 5, mereka memandangiku dari pintu kelasnya.
Dengan sedikit kesal, segera kubuka pintu kelas 6 yang tertutup, dan, tiba-tiba, anak-anak berhamburan keluar sambil memegang kue dengan lilin yang menyala di atasnya!
“Happy birthday to you, happy birthday to you…!” mereka bernyanyi.
Dan, seperti dikomando, anak-anak dari kelas 5 berhamburan keluar, turut bernyanyi dan bertepuk tangan.
Aku kaget bukan kepalang! Dari mana mereka tahu, hari ini ulang tahunku? Pantas saja dari tadi anak-anak kelas lima memandangiku, rupanya ada suprise dari kelas 6! Bi Uni dan para pedagang di sekitar sekolah, nampak ikut bernyanyi.
“Tiup lilinnya, tiup lilinnya…!”
“Ayo, Bu, tiup lilinnya!” seru mereka.
Meskipun canggung, dengan basmalah dan mata berkaca-kaca karena terharu, segera kutiup lilin.
Dengan riang, mereka bertepuk tangan.
“Anak-anak, terimakasih hadiah ulang tahun dari kalian, Mohon do’anya, semoga Ibu mendapat keberkahan dan husnul khatimah,” ujarku.
“Aamiin…!’ jawab mereka serempak.
“Ibu juga mendo’akan kalian, semoga kalian semua menjadi anak shaleh shaleha, dimudahkan dalam mencapai cita-cita, sukses dan selamat dunia akhirat!”
“Aamiin!”
Mereka mengaminkan do’aku.
“Tepuk tangan untuk semuanya!”
Semua bertepuk tangan dengan gembira. Terpancar ketulusan dari semua.
“Bu, mau difoto dulu!”
“Ayo!”
Saat masuk kelas, ternyata mereka telah menghias papan tulis dengan balon, tulisan happy birthday dan barakallah fii umrik.
Meriah sekali! Hilang sudah rasa kesal dalam hati!
Anak-anak zaman now, terima kasih atas suprisenya!
Love you all
Selamat ulang Tahun Bunda Neni, semoga panjang umur, sehat selalu dan sukses selamanya.🥰🥰😍🎂🎂🎂🎂
Aamiin yaa Rabbal’alamiin….waiyyaki, Bunda Irah, terima kasih atas do’anya…jazaakillah khair 😊💕