Implementasi Kurikulum Merdeka di Bahas Radio Kesehatan Mentari FM

oleh Jatmiko | Penggerak Berita Sekolah Berkemajuan

Jurdik.id – Siaran di Radio Kesehatan Solo Mentari FM dalam program Pendidikan, Wakil Kepala Sekolah Penggerak SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta mengupas tentang implementasi kurikulum merdeka berkemajuan.

“Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) yang dirancang lebih sederhana dan fleksibel, akan semakin membuat siswa lebih aktif dan berkemajuan yang berpusat pada siswa,” kata bidang Humas, Jatmiko, Jumat (3/3/2023).

Dia menjelaskan, jenis-jenis aktivitas yang ada di dalam kurikulum ini lebih relevan dan banyak memberikan ruang untuk tugas berbasis projek.

“Ini merupakan skill-skill yang akan dibutuhkan anak itu pada saat dia akan keluar hidup di masyarakat abad ke-21. Dia harus bisa bekerja secara kelompok,” tutur Jatmiko.

Dia mengingatkan, Merdeka itu seperti bagaimana eksplorasi apa yang ada termasuk dalam diri kita sebagai pengajar. Setelah itu, refleksi apa yang sudah dilakukan sehingga model pembelajaran anak bisa dirancang sesuai bakat dan minatnya.

Merdeka belajar bagaimana merubah mindset. Karena selama ini dipikiran, kalau ganti Menteri pendidikan, ganti kurikulum. Dan kurikulum butuh anggaran besar tapi sebenarnya sekolah bisa berinovasi dalam implementasi.

“Maka seorang siswa harus bisa menghasilkan suatu hasil karya. Siswa harus bisa berkolaborasi dan memikirkan hal-hal secara kreatif,” katanya.

Dalam penerapan kurikulum merdeka, seorang guru jangan ‘ngengas atau marah’ ketika masuk kelas. Tidak mungkin kita terhindar dari marah, namun demikian kita bisa meminimalkan agar kemarahan tidak berdampak yang besar bagi diri, keluarga dan masyarakat.

Diantara langkah-langkah yang bisa dilakukan yaitu: 1. Ambil nafas dalam-dalam. Atur pernafasan denggan baik. 2. Berfikir sejenak. Ambil beberapa detik untuk memikirkan masalah yang dihadapi. 3. Ambil air wudhu. Ini cara yang diajarkan nabi. 4. Pindah tempat duduk. Ketika sedang emosi, cobalah pindah tempat duduk atau berjalan-jalan. 5. Banyak istighfar. Ucapkan dalam hati pelan-pelan. Bisa diiringi dengan mengambil nafas panjang. Ucapkan sebanyak mungkin. InsaAllah amarah Anda akan terkendali.

Emosi adalah respon individu terhadap kejadian atau keadaan yang mengancam. Untuk mencapai kesadaran diri, seorang individu perlu melakukan kesadaran penuh.

“Untuk dapat melakukan kesadaran penuh, Kita perlu melakukan teknik STOP. STOP akronim dari Stop ‘berhenti’, Take a deep Breath ‘tarik nafas dalam’, Observe ‘amati’ dan Proceed ‘lanjutkan’. Kalau misal masih marah atau ngeyel bisa istirahat di kantor kepala sekolah, kalau sudah tenang bisa masuk kelas, hingga akhirnya pembelajaran bisa berlangsung dengan sangat baik dan menghamba pada siswa,” pungkasnya.

Dwi Jatmiko
Dwi Jatmiko

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang Keagamaan Peduli Agama, Peduli Sistem, Peduli Manusia dan Peduli Lingkungan. Jatmiko adalah Wakasek Bidang Humas Sekolah Penggerak Berkemajuan

Dwi Jatmiko

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang Keagamaan Peduli Agama, Peduli Sistem, Peduli Manusia dan Peduli Lingkungan. Jatmiko adalah Wakasek Bidang Humas Sekolah Penggerak Berkemajuan

One thought on “Implementasi Kurikulum Merdeka di Bahas Radio Kesehatan Mentari FM

  • Maret 4, 2023 pada 11:02 pm
    Permalink

    Meminimalkan marah dengan “Stop”, sangat bermanfaat dan menginspirasi sekali, Pak Dwi Jatmiko, izin share, ya, Pak?
    Salam sukses selalu

    Balas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *