Risalah Penantian

“Oleh Muhammad Rifqy Nur Fauzan | Mahasiswa Universitas Indraprasta PGRI, dan Pekerja Ojek Online”

 

Harapan adalah masa depan, adalah asa kehidupan. Hidup adalah kematian bagi jiwa yang kehilangan harapan, yang berpuas dengan kondisi kekinian, atau yang tenggelam dalam sejarah masa silam.

 

Harapan berarti menanti, menanti sesuatu yang diharapkan. Jangan berharap yang tak pasti datang, jangan menanti pemberi harapan palsu. Nantikanlah dia yang dijanjikan yang Esa, Messiah sang pewujud asa.

 

Menanti berarti memberontak, bergerak keluar dari zona nyaman. Keluar dari keburukan menuju kebaikan, dari kebaikan menuju yang lebih baik. Gerak perfeksi adalah gerak menuju tepian tanpa tepi. Berhenti berarti mati.

 

Menanti adalah kesadaran bahwa realitas sedang tidak baik-baik saja. Menanti berarti protes pada semua kondisi yang tak sesuai dengan cita ideal yang dinanti. Menanti berarti membentuk diri seperti sosok yang dinanti. Menanti berarti beraksi.

 

Menanti adalah cinta dan kerinduan. Cinta dan kerinduan adalah gerak. Semakin membara cinta, semakin bergejolak rindu. Semakin bergejolak rindu, semakin tak terbendung gerak perfeksi menuju kekasih.

 

Penanti punya tiga warna; merah, hitam dan hijau. Memerah darah di Sahara, menghitam duka para pecinta, menghijau harapan kemunculan juru selamat akhir zaman.

 

Hitam bercampur merah adalah duka yang menyala, adalah api yang membara, membakar kemunafikan yang menjarah kemanusiaan. Duka yang menyala adalah tangisan yang menghidupkan kesadaran, adalah rintihan yang merobohkan istana para tiran.

 

Penanti adalah cinta merah tua, bukan merah muda. Bukan lebay, tapi berani. Bukan berani buta, tapi berani terarah. Hijau adalah kompas aksi, adalah arah harapan, adalah yang dinanti. Yang dinanti adalah diferensia nilai dari semua gerak kebaikan. Menjadi penanti berarti siap berduka, memerah darah sebagai bentuk penantian aktif pada yang hijau.

 

Penanti adalah pecinta, pecinta adalah pengenal dan penyambut. Penanti mesti mengenal yang dinanti agar tak salah sambut, penanti mesti menyambut yang dinanti agar juga disambut.

 

Menyambut berarti menyiapkan landasan kehadiran, berarti menghias diri seperti sosok yang dinanti. Bohonglah mereka yang mendaku penanti pecinta, tapi hanya berpangku tangan, tidak bersiap sedia.

 

Penanti, bersedia mati, berani berkorban demi gerakan pencerahan. Melibatkan diri dalam misi harmonisasi, misi profetik, demi kekasih yang dijanjikan. Itulah penanti aktif.

Muhammad Rifqy Nur Fauzan

Nama : Muhammad Rifqy Nur Fauzan Status : Mahasiswa Aktif Universitas Indraprasta PGRI Pekerjaan : Ojek Online Instagram : rifqyfauzan666

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *