MEREFLEKSI PERAN PEMIMPIN DALAM PEMBELAJARAN
(CATATAN LOKAKARYA KETIGA PROGRAM PENDIDIKAN GURU PENGGERAK)
Oleh Lili Priyani | Pengajar Praktik Program Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 7, Pendidik di SMAN 2 Cikarang Utara, Kab. Bekasi, Instruktur Literasi
Program Pendidikan Guru Penggerak (PGP) merupakan kegiatan pengembangan profesi melalui pelatihan dan pendampingan yang berfokus pada kepemimpinan pembelajaran. Program ini bertujuan agar mampu mendorong tumbuh kembang peserta didik secara holistik, aktif, dan proaktif dalam mengembangkan pendidik lainnya untuk mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat kepada peserta didik, serta menjadi teladan dan agen transformasi ekosistem pendidikan untuk mewujudkan Profil Pelajar Pancasila. Profil Pelajar Pancasila yang dimaksud adalah peserta didik yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, kreatif, gotong royong, berkebhinekaan global, bernalar kritis, dan mandiri.
Serangkaian aktivitas dilakukan, baik oleh Calon Guru Penggerak, Pengajar Praktik, Fasilitator, Instruktur, hingga panitia yang memfasilitasi kegiatan. Lokakarya digelar dan bulan ini digelar Lokakarya ketiga. Dalam lokakarya 3 Angkatan 7 kali ini mengusung tema “Peran Pemimpin dalam Pembelajaran”. Tujuan lokakarya ini adalah mencetak Calon Guru Penggerak yang mampu mendemonstrasikan pemahaman mengenai pembelajaran berdiferensiasi, mindfulness dan integrasi 5 kompetensi sosial emosional dalam praktik mengajar, serta merencanakan strategi berbagi dengan rekan sejawat mengenai pembelajaran berdiferensiasi dan kompetensi sosial emosional.
Pelaksanaan lokakarya oleh BBGP Provinsi Jawa Barat pada hari Sabtu tanggal 11 Maret 2023 di Kabupaten Bekasi bertempat di SMPN 1 Cikarang Barat. Sebanyak 84 Calon Guru Penggerak dan 12 Pengajar Praktik mengikuti kegiatan dengan antusias demi menggali pemahaman dan menyerap pengetahuan.
Acara pembukaan diawali dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Dirangkaikan dengan kata sambutan oleh Dr. Agus Mulyadi, M.Pd., Pengembang Teknologi Pembelajaran Madya Balai Besar Guru Penggerak Provinsi Jawa Barat. Disambung dengan kata sambutan oleh Kepala Bidang Pembinaan GTK PMP Dinas Pendidikan Kab. Bekasi, H. Asep Permana, S.Pd., M.Si.
Lokakarya juga dihadiri oleh Tim BBGP Prov. Jabar yaitu Tresna Dewi Pertiwi, M.Pd. (Widyaiswara Ahli Muda sebagai Petugas Monev); Nurviana Katalina, S.E.,M.M. (Pengolah Data sebagai Petugas Pendamping); dan Suri Nurrahmah, S.Pd. (Pengadministrasian Keuangan sebagai Petugas Pendamping). Dari Dinas Pendidikan Kab. Bekasi, Sri Subianti, S.Pd. (Widyaprada Ahli Muda) beserta Tim dan perwakilan dari KCD Wilayah III Dinas Pendidikan Prov. Jabar.
Setelah seremonial pembukaan, seluruh CGP dan PP menuju kelas masing-masing untuk belajar bersama. Masing-masing kelas dibagi menjadi 3 Pengajar Praktik yang akan mendampingi 21 Calon Guru Penggerak. Aktivitas di kelas dimulai dengan pembukaan oleh PP, dilanjutkan dengan ice breaking untuk mengondisikan peserta. PP menyampaikan tujuan kegiatan. Agenda kegiatan yang akan dilalui oleh CGP dan PP dalam Lokakarya 3 sebagai berikut:
- Pembukaan;
- Simulasi pembelajaran berdiferensiasi;
- Praktik mindfulness;
- Praktik integrasi 5 kompetensi sosial emosional dalam rencana pembelajaran;
- Membuat rencana berbagi pengalaman belajar konsep pembelajaran berdiferensiasi dan kompetensi sosial emosional;
- Penutup
Sebelum melanjutkan pembelajaran, dibuatlah kesepakatan belajar bersama-sama. Poin kesepakatan belajar di Kelas 4 dengan 21 CGP (Deri Mulyana, Rohman M. Suhardi, Ghofar Taufik, Muh Amat Idris, Atum Hidayat, Heni Ratna Pusparini, Arisfianhar, Wiji Lestrai, Chandra Mulyana, Kamaludin, Widaningsih, Iwa Kartiwa, Rustini Yuliayanti, Kurniawan, Anyi Sumiati, Uud Solahudun, Eka Puji Astuty, Heni Cendra Kasih, Tamin Susanto, Yuniar Rachmawati, dan Raden Saiful Bahri) dan 3 PP (Lili Priyani, Ahmad Munif, dan Vina Fitriani) yaitu menghargai sesama peserta dan pengajar praktik; seseorang berbicara, semua mendengarkan; tepat waktu mengikuti kegiatan; berpartisipasi aktif, dan fokus pada sesi belajar.
Berikutnya adalah Simulasi Pembelajaran Berdiferensiasi. Dalam simulasi ini pembagian peran. Satu calon guru penggerak yang sudah ditunjuk melakukan simulasi mengajar; dua orang sebagai observer; dan Calon Guru Penggerak lain menjadi murid. Alur Simulasi Mengajar adalah waktu simulasi adalah 1 JP atau 45 menit; setelah simulasi mengajar berlangsung, observer dipersilakan mengajukan pertanyaan sesuai panduan observasi; dan refleksi hasil simulasi mengajar.
Kegiatan berlanjut dengan Praktik Mindfulnes. Dalam mengajar kita bisa jadi bertemu dengan kondisi tidak ideal dan menemukan beberapa tantangan. Belum lagi peran kita sebagai orang tua, sebagai anggota masyarakat, sebagai tim di sekolah, dan mungkin banyak peran lain menjadikan kita terkadang kurang dapat mengontrol emosi kita. Karenanya, dalam Lokakarya 3 ini dipraktikkan bersama beberapa teknik dalam mindfulness. Tiga Teknik yang kita akan dipraktikkan, yaitu Latihan Teknik STOP, Mendengar dengan Sadar (Mindful listening), dan Melihat dengan Sadar (mindful seeing).
Sesi selanjutnya adalah praktik pemahaman mengintegrasikan kompetensi sosial emosional ke dalam rencana pembelajaran. Alur kegiatan yang ditempuh adalah secara berkelompok dengan membuat 5 kelompok. Setiap kelompok memilih satu RPP untuk didiskusikan. Satu kelompok akan diminta untuk melakukan simulasi dan diakhiri dengan merefleksi oleh observer untuk menyampaikan hasil observasinya dan juga refleksi oleh CGP sebagai peserta.
Sesi terakhir adalah membuat strategi berbagi dengan rekan sejawat di sekolahnya tentang ilmu yang didapat dalam Program Guru Penggerak. Kelas dibagi dalam tiga kelompok dengan cara mengucapkan merah, kuning, dan hijau secara bergantian. Warna merah silakan berkumpul dengan sesama warna merah, warna kuning silakan berkumpul dengan sesama warna kuning, warna hijau silakan berkumpul dengan sesama warna hijau. Pengajar praktik meminta setiap kelompok berdiskusi menentukan strategi berbagi dengan rekan sejawat. Hasil diskusi para CGP, dituliskan dalam bentuk mind mapping. Setelah diskusi selesai, setiap kelompok diminta mempresentasikan hasil diskusi masing-masing. Kelompok lain memberikan komentar dan refleksi. Lalu, Pengajar praktik memberikan reviu dan penguatan.
Pada bagian penutup, Pengajar Praktik membagikan sticky notes untuk menuliskan jawaban atas pertanyaan berikut ini.
- Bagaimana perasaan Bapak Ibu setelah mengikuti sesi lokakarya 3 ini?
- Apa saja yang telah Bapak Ibu pelajari di sesi lokakarya ini?
- Bagaimana Bapak Ibu menerapkan pembelajaran tersebut di sekolah Bapak Ibu bertugas?
Pengajar Praktik sebagai pemandu kegiatan di kelas menyampaikan penguatan sekaligus menutup sesi. CGP sudah belajar dan mendemonstrasikan bersama pemahaman tentang pembelajaran berdiferensiasi dan kompetensi sosial emosional. Tujuan pembelajaran, kebutuhan belajar murid, lingkungan belajar, manajemen kelas, dan penilaian berkelanjutan/penilaian formatif harus diperhatikan. Dalam SNP hal tersebut sebenarnya berhubungan dengan standar isi, standar proses, standar penilaian Pendidikan, dan standar kompetensi lulusan.
Demikianlah Lokakarya 3 dihelat atas fasilitasi oleh BBGP Jawa Barat, Dinas Pendidikan Kab. Bekasi, dan KCD Wilayah III Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat. Semoga terwujud harapan untuk membentuk pertumbuhan pendidikan yang nyata dan pembawa perubahan pendidikan di masa depan bagi bangsa dan negara.
Mari bergerak serentak untuk menggerakkan dan tergerakkan!
Mntap kegiatannya