APA UNTUNGNYA BERIMAN?

Iman itu apa, sih? Mengapa kita harus beriman? Begini. Secara umum, orang mengartikan iman itu, ya, percaya. Secara etimologis, iman itu berasal dari kata amana, yu’minu, iimanan, yang artinya aman. Sekadar contoh: Misalnya, kita hendak berangkat dari Bogor ke suatu tempat di Jakarta. Namun, kita tidak tahu rutenya. Apa yang bisa dilakukan? Kita bisa percayakan rute pada google maps, misalnya. Mudahnya, saat itu kita sedang beriman kepada google maps.

Opsi lain yang bisa dilakukan yaitu kita percayakan pada sopir grab. Kita beriman pada sopir grab. Artinya apa? Kita bisa percayakan ketidaktahuan kita pada google maps, kita percayakan ketidakmampuan kita kepada sopir grab, semata-mata agar aman, selamat, dan bahagia sampai tujuan, tidak tersesat di tengah perjalanan.

Dari contoh sederhana tersebut, kita akan mudah menjawab pertanyaan: Mengapa kita harus beriman? Tentu saja karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan, kita perlu beriman pada sesuatu agar mendapatkan keamanan dan keselamatan.

Banyak contoh kasus kita dapati seseorang yang menjadi stres, bahkan menjadi gila karena merasa tidak ada lagi yang bisa ia percayai. Sejumlah artis terkenal malah bunuh diri. Ia sangka popularitas mampu membuatnya aman dan tentram. Ia kira kekayaan mampu memberikan kebahagiaan. Nyatanya tidak.

BERIMAN KEPADA SIAPA? PADA APA?

Maka, pertanyaan berikutnya begitu penting kita jawab. Kepada siapa kita selayaknya beriman? Betapa banyak keterbatasan kita, ketidaktahuan kita akan masa depan, ketidakmampuan kita dalam mewujudkan banyak keinginan. Kepada siapakah akan kita percayakan keselamatan hidup kita? Tentu saja kepada Zat Yang Maha Mengetahui, Maha Berkuasa, Maha Perkasa. Siapakah Dia? Dialah Allah SWT, sang pencipta, pemilik, sekaligus pengelola alam semesta.

Dialah Allah yang telah membentangkan langit tanpa tiang, menghiasinya dengan matahari, bulan, dan bintang-gemintang, mempergilirkan siang dan malam, untuk kita. Dialah Allah yang telah menghamparkan bumi, menurunkan hujan dari langit, sehingga tumbuhlah aneka tanaman dan buah-buahan yang enak rasanya, untuk kita. Sudah selayaknyalah kita beriman kepada Allah. Bukan hanya di mulut saja, tetapi dengan keyakinan yang mantap dalam hati dan dibuktikan dengan perbuatan keseharian kita.

Orang yang telah beriman dengan sungguh kepada Allah akan selalu menjaga sikap dan perbuatannya agar selalu selaras dengan keinginan Allah. Ia akan menyerahkan segala urusannya kepada Allah, mempercayakan keselamatan hidupnya dengan menjalankan syariat Allah, jalan keselamatan, yakni Islam. Jadi, pembuktian keimanan itu ialah dengan menjalankan syariat Islam secara ihsan. Insyaallah, selain dirinya akan aman, orang lain pun akan merasa aman dari perilaku orang beriman.

SEDIKIT INTERUPSI DAN JAWABANNYA

Bila kita telah beriman kepada Allah, bolehkah kita beriman kepada google maps atau sopir grab? Ehm… Bukan tidak boleh kita menggunakan google maps, sopir grab, obat sakit kepala, jamu godogan, dan lain sebagainya. Itu semua hanyalah media. Alam semesta semuanya adalah media yang difasilitasi oleh Allah untuk kebutuhan manusia di dunia. Makanya, Orang beriman tidak akan lupa mengucapkan nama Allah sebelum beraktivitas memanfaatkan berbagai fasilitas tersebut. Membuka google maps, naik kendaraan, meminum obat, ucapkan bismillah.

BERSAMBUNG…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *