Nasihat Cinta
“Oleh Muhammad Rifqy Nur Fauzan”
Putra-putriku yang digalaukan asmara. Dengarlah nasihat cintaku yang dibisikkan Rembulan Nirmala.
Semula aku menduga bahagia itu dicintai. Lalu Erick From datang membalik teori, bahagia itu mencintai. Namun kini kusadari keduanya salah, keduanya derita. Ingin dicintai tapi tak kunjung dicintai, sama sakitnya dengan mencintai tanpa dicintai.
Rembulan Nirmala telah bisikkan ajaran cintanya padaku, bahwa bahagia itu bukan ingin dicintai atau mencintai orang lain. Bahagia itu adalah mencintai diri sendiri. Yah, cintai dirimu.
Cintai dirimu agar tidak tersesat hatimu di tangkai berduri bebungaan, lalu mati tercampakkan. Cintai dirimu agar engkau tak jadi pengemis cinta dengan terus mengetuk pintu hati orang yang tidak ingin berbagi cinta denganmu. Cintai dirimu agar segera kau tepis cinta yang menyiksa batinmu, hapus rindu yang sembabkan mata dan sesakkan dadamu.
Cintai dirimu agar kau bisa mantap berkata “persetan” pada dia yang kamu harap membuka pintu hatinya untukmu. Dan setelah pintu hatinya terbuka, ternyata bukan kamu yang dipersilahkan masuk. Cintai dirimu, agar hatimu bisa bertanya, siapa dia, kenapa harus menggila karenanya. Sekali lagi, persetan. Dengan berkompas cinta diri, lanjutkan kelana cintamu.
Hidupmu singkat, jalan masih teramat jauh, jangan perjuangkan cinta yang hanya berujung derita dan derai air mata. Air mata dan peluhmu mahal, jangan habiskan dalam asmara yang hanya berbuah sengsara bak bunga sahara. Hargai waktu dan sisa energimu, maka cintai dirimu.
Cintai dirimu agar kau cintai dia sang pemurah cinta, dia yang cintanya adalah matahari, terbit tanpa diminta, hangatkan dingin jiwamu. Cintai dia yang cintanya adalah mata air, sumber hidup semua yang hidup, tak akan menumpahkan air matamu.
Cintai dirimu agar kau cintai dia yang bila kau berjalan padanya, ia segera berlari menjemputmu. Cintai dirimu agar kau gilai dia yang memastikan cintamu tak bertepuk sebelah tangan. Seperti Majnun yang menggilai Laila, walau semesta mengejek tertawa.
Cintai dirimu agar kau cintai dia yang membakarmu dengan api cintanya yang agung, hingga dirimu menjelma indah cahaya. Seperti laron yang terjun dalam kobaran api, lalu lebur menjadi kilau, walau gerombolan serangga tanpa malu berkata itu dungu.
Cintai dirimu agar hatimu tak tersesat dalam asmaraloka, lalu mati seperti semut ditumpukan gula. Cintai yang mencintaimu, rindukan yang merindukanmu, kenang yang mengenangmu.
Asmara sacra bukan tentang mencintai atau dicintai. Asmara sacra adalah tentang siapa yang kamu cintai dan siapa yang mencintaimu. Butalah cinta yang mengejar dia yang tak abadi, tidak juga menghantarkan pada yang abadi, malah jadi penghalang jalan perfeksi.
Putra-putriku
Cintai dirimu agar kalian cintai dia yang mengutus Rembulan Nirmala pada pecinta yang tersesat. Dia yang bersabda:
عَسٰٓى اَنْ تَكْرَهُوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۚ وَعَسٰٓى اَنْ تُحِبُّوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ
Boleh jadi kalian benci sesuatu, sedang itu baik untuk kalian. Boleh jadi kalian mencintai sesuatu, sedang itu buruk bagi kalian (Al-baqarah: 216).